Saturday, April 16, 2016

MAKALAH JUARA 1 OPSI SELEKSI PROVINSI JAWA TENGAH HERU SETIAWAN DAN FAIZAL A.W



UJI KADAR FLAVONOID ANTING-ANTING
(Acalypha indica Linn)
SECARA KUALITATIF DENGAN INDIKATOR PENURUNAN KADAR GLUKOSA PADA DARAH MENCIT (Mus musculus)
Karya Tulis Ini Disusun Untuk Mengikuti
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia ( OPSI ) Bidang Kimia Murni
 Tahun 2014
 

OLEH:
HERU SETIAWAN
FAIZAL ARIF WICAKSONO

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Diabetes merupakan penyakit yang berbahaya karena memliki dampak bagi munculnya panyakit yang lain, seperti glukoma, gagal ginjal, serangan jantung, dan stroke. Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyandang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta penyandang diabetes.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Saat ini telah banyak ditemukan obat penyakit diabetes mellitus. Namun obat yang terbuat dari bahan kimia, seperti golongan derivate sulfonylurea dan derivate biguanid biasanya memiliki dampak yang buruk bagi tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus seperti kerusakan ginjal dan gangguan jantung, harganya pun relatif mahal, dan terkadang khasiatnya kurang optimal. Oleh karena itu sekarang banyak masyarakat Indonesia yang beralih menggunakan obat-obatan herbal. Selain harganya yang relatif murah, obat-obatan herbal juga dipercaya tidak memberikan efek negatif meskidikonsumsi secara berkepanjangan.
Senyawa aktif alkaloid, flavonoid, dan saponin memiliki aktivitas hipoglimik atau penurunan kadar glukosa darah yang dapat mencegah timbulnya penyakit diabetes mellitus. (http://www.pdpersi.co.id)
 
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian atau penjelasan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah anting-anting memiliki senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa pada darah mencit ?

C.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah anting-anting mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit

D.     Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Untuk pelajar :
Sebagai media untuk pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan para pelajar.
2.    Untuk masyarakat :
Menginformasikan kepada masyarakat bahwa tumbuhan anting-anting mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat herba diabetes.
3.    Bagi sekolah :
Sebagai media untuk penelitian bagi siswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Anting-anting (Acalypha indica Linn)
Anting-anting (Acalypha indica Linn) merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergigi, panjang 2,5 sampai 8 cm, lebar 1,5 sampai 3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. ( https://www.google.com )

B.       Mencit (Mus musculus)
Mencit (Mus musculus) termasuk dalam genus Mus, family muridae. Berbeda dengan hewan-hewan lainnya, mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Pada umur empat minggu berat badannya mencapai 18-20 gram. Jantung terdiri dari empat ruang dengan dinding atrium  yang tipis dan dinding venttrikel yang lebih tebal. Hewan ini memiliki karakter lebih aktif pada malam hari daripada siang hari diantara spesies-spesies hewan lainnya, mencitlah yang paling banyak di gunakan untuk tujuan penelitian medis karena murah dan mudah berkembang biak. Mencit dipilih sebagai subyek eksperimental sebagai bentuk relevansinya pada manusia. Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan anatomi yang jelas berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan mamalia yang memiliki beberapa ciri fisiologi dan biokimia yang hampir menyerupai manusia terutama dalam aspek metabolisme glukosa melalui perantaraan hormon insulin. Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Sebagian besar mencit diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Bahkan, tujuh puluh persen dari semua hewan yang digunakan dalam kegiatan biomedis adalah mencit. Dalam ilmu genetika, mencit adalah mamalia yang dicirikan paling lengkap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit)


C.     Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru  Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid tersimpan di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola. Antosianin dan flavonoid innya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang dikandungnya. Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis evolusi tumbuhan itu. Flavonoid adalah senyawa yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. ( https://www.google.com )

BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Biologi dan Perpustakaan SMA N 1 Sukorejo serta rumah penulis di Desa Krikil, Kecamatan Pageruyung sejak 13 Oktober 2014 sampai dengan 1 November 2014.

B.     Jenis dan Variable Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif yang memiliki beberapa variable diantaranya:
1.      Variable bebas: air rebusan herba anting-anting yang di berikan kepada mencit.
2.      Variable kontrol : mencit (Mus musculus) tanpa perlakuan dan yang diberi air rebusan herba anting-anting.
3.      Variabel terikat: penurunan kadar glukosa pada darah mencit.

C.     Hipotesis
Tumbuhan anting-anting mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit.

D.     Teknik Pengumpulan Data
a.      Studi Literatur

Metode pencarian data dengan studi literatur dilakukan oleh penulis dengan cara mencari data-data dari berbagai sumber, seperti membaca buku-buku yang ada di perpustakaan SMA N 1 Sukorejo dan mencari data-data di internet yang berkaitan dengan tema penelitian. Studi literatur dimaksudkan agar hasil penelitian benar-benar sesuai dengan teori yang sudah ada dan mendapatkan hasil penelitian yang optimal serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


b.      Percobaan Test Flavoloid

a)        Alat dan Bahan
(a)      Air rebusan herba anting-anting dengan konsentrasi 10% (10 gram bahan dilarutkan dalam 100 ml air).
(b)     Mencit 6 ekor umur 2-3 bulan dengan berat 28-36 gram
(c)      Kandang mencit beserta perlengkapanya.
(d)     Gluko tes
(e)      Sukrosa
b)       Prosedur Percobaan
Dalam metode ini di lakukan 2 perlakuan yaitu:
(a)  A: mencit tanpa perlakuan.
(b)  B: mencit diberi rebusan herba anting-anting.
Setelah alat dan bahan telah disiapkan maka yang harus dilakukan adalah memberi sukrosa pada mencit, setelah diberi sukrosa kadar glukosa pada darah mencit diukur menggunakan gluko tes ( kadar glukosa naik ). Kemudian saat glukosa naik, mencit diberi air rebusan anting-anting dan 3 hari kemudian kadar glukosa dalam darahnya di ukur menggunakan stik kadar glukosa (gluko tes).







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yaitu kadar glukosa pada darah mencit dengan perlakuan yang berbeda dapat diketahui bahwa kadar glukosa dalam darah kelompok A ( tanpa perlakuan ) selama 13 hari berada pada kisaran + 75 mg/dl. Berikutnya setelah diberi sukrosa kadar glukosa dalam darah kelompok B naik sebesar 203 % dari 70,2 mg/dl menjadi 165,2 mg/dl. Kondisi hiperglikemia ini disebabkan oleh pemberian sukrosa dengan dosis yang relatif tinggi. Sukrosa dalam sel epitel usus halus akan di hidrolisis oleh enzim sucrose yang menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada usus halus terjadi penyerapan glukosa dan masuk ke peredaran darah sehingga kadar glukosa darah meningkat.
Kemudian setelah kadar gula darah mencit naik, dilakukan 3 kali pengujian pengaruh berbagai perlakuan selama 9 hari. Pada hari ke-13 pengujian, kadar glukosa darah kelompok B turun sebesar 52,8% dari 195,8 mg/dl menjadi 92,4 mg/dl.

B.     Pembahasan
Mencit pada kelompok A kadar glukosanya relatif stabil pada kisaran + 75 mg/dl karena mencit pada kelompok A tidak diberi perlakuan, sedangkan mencit pada kelompok B kadar glukosa dalam darahnya naik cukup tinggi dari 70,2 mg/dl menjadi 165,2 mg/dl karena mencit pada kelompok B diberi sukrosa yang  dapat menaikkan kadar glukosa dalam darah. Dan setelah diberi sukrosa mencit pada kelompok B diberi air rebusan anting-anting, kemudian  dilakukan pengujian kadar glukosa dalam darah, dan ternyata kadar glukosa dalam darah mencit pada kelompok B turun sangat signifikan dari 195,8 mg/dl menjadi 92,4 mg/dl.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kadar glukosa dalam darah mencit pada kelompok B turun setelah diberi rebusan anting-anting, ini membuktikan bahwa pada daun anting-anting terdapat suatu senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit.



Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah :
1.    Rebusan daun anting-anting tidak memiliki efek samping jika digunakan pada dosis normal. Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun atas bahan-bahan organik yang komplek.
2.    Harganya relatif murah dan dapat ditanam sendiri.
3.    Mengoptimalkan gulma yang biasanya kurang dimanfaatkan secara optimal.
4.    Aplikasinya lebih sederhana, rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatanya bisa di lakukan di rumah oleh anggota keluarga.
5.    Mendorong pola hidup sehat penderita diabetes tetap dapat meminum obat-obatan dari dokter selain mengkonsumsi obat herbal. Kombinasi obat dan herbal ini di maksudkan agar tubuh mulai beradaptasi, sampai kemudian obat-obatan dokter mulai di kurangi dosisnya, dan penderita tidak lagi bergantung pada obat-obatan dokter.

Adapun keterbatasan atau kekurangan dalam penelitan ini adalah:
1.   Keterbatasan biaya untuk melakukan penelitian.
2.   Penelitian ini sangat bergantung pada kondisi awal dari mencit.
3.   Hasil penelitian sangat tergantng pada variasi biologi obyek penelitian yang meliputi umur, pola hidup, dosis kandungan, berat, dan lain sebagainya.



BAB V
PENUTUP

A.     Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan anting-anting (Acalypha indica Linn)  mengandung senyawa flavonoid. Karena flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan pada percobaan tersebut rebusan herba anting-anting dapat menurunkan kadar glukosa pada mencit (Mus musculus) yang telah di beri sukrosa, dan penurunan kadar glukosa dalam darahnya cukup signifikan.

B.     Saran
Berdsarkan penelitian tersebut maka kami dapat memberi saran, yaitu:
a)    Perlu dilakukan penelitian lanjatun supaya dapat di kembangkan lebih baik dan dapat di produksi secara masal.
b)   Perlu di lakukan penelitian lanjutan untuk menentukan dosis yang sesuai dengan keadaan atau kondisi penderita.
c)    Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan obyek manusia atau dengan menentukan perbandingan dosis obat herbal antara mencit dengan manusia.
d)   Penulis mengharapkan supaya masyarakat dapat lebih memanfaatkan secara optimal potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes pada khususnya dan penyakit-penyakit lain pada umumnya
.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id. [diakses 29 Oktober 2014. 16:23]

Dalimartha, S. 2007. Tanaman Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya.

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=618. RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia  [ diakses  6 November 2014. 10:39 ]


https://www.google.com. Flavonoid [ diakses 6 November 2014 12:25 ]

https://www.google.com. Tanaman Anting-anting. [ diakses 6 November 2014 11:46 ]

Muhlisah, F. 2001. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Ningrun, E, K., M, Murti, 2012. Dahsyatnya Hasiat Herbal Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Dunia Sehat.

Sugeng, H, R. 2001. Tanaman Apotik Hidup. Semarang: Aneka Ilmu

Utami, Prapti. 2009. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta: Agro Media Pustaka





BIODATA PENULIS
Ketua Tim
Nama Lengkap                       : Heru Setiawan
Jenis Kelamin                         : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir     : Kendal, 19 November 1999
Alamat                                    : Rt 02, Rw 04 Pejaten Desa Krikil Kec. Pageruyung            Kab. Kendal
NISN                                      : 9990391216
Email                                      : hsetiawan.heru3542@gmail.com
Sekolah                                   : SMA N 1 Sukorejo
Karya Ilmiah Yang Pernah Di Buat:
1.      Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Jambu Busuk.
2.      Alat Pemotong Bahan Industri  Rumahan


Anggota  Tim
Nama Lengkap                       : Faizal Arif  Wicaksono
Jenis Kelamin                         : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir     : Kendal, 21 September 1999
Alamat                                    : Rt 02, Rw 04 Pejaten Desa Krikil Kec. Pageruyung            Kab. Kendal
NISN                                      : 9990391215
Email                                      : Faizal_arifwicaksono@yahoo.com
Sekolah                                   : SMA N 1 Sukorejo
Karya Ilmiah Yang Pernah Di Buat:
Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Jambu Busuk.










No comments:

Post a Comment