UJI KADAR FLAVONOID
ANTING-ANTING
(Acalypha indica Linn)
SECARA KUALITATIF DENGAN INDIKATOR PENURUNAN
KADAR GLUKOSA PADA DARAH MENCIT (Mus musculus)
Karya Tulis Ini Disusun Untuk Mengikuti
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia ( OPSI ) Bidang Kimia Murni
Tahun
2014
OLEH:
HERU SETIAWAN
FAIZAL ARIF WICAKSONO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang
merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah di atas normal. Penyakit ini disebabkan
gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut
maupun relatif. Diabetes merupakan penyakit yang berbahaya karena memliki
dampak bagi munculnya panyakit yang lain, seperti glukoma, gagal ginjal,
serangan jantung, dan stroke. Indonesia kini
telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah
Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) jumlah penyandang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan
berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta
penyandang diabetes.
Sementara itu,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang
diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional
(IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes
mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Saat ini telah
banyak ditemukan obat penyakit diabetes mellitus. Namun obat yang terbuat dari bahan kimia,
seperti golongan derivate sulfonylurea dan derivate biguanid biasanya memiliki
dampak yang buruk bagi tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus seperti
kerusakan ginjal dan gangguan jantung, harganya pun relatif mahal, dan
terkadang khasiatnya kurang optimal. Oleh karena itu sekarang banyak masyarakat
Indonesia yang beralih menggunakan obat-obatan herbal. Selain harganya yang
relatif murah, obat-obatan herbal juga dipercaya tidak memberikan efek negatif
meskidikonsumsi secara berkepanjangan.
Senyawa
aktif alkaloid, flavonoid, dan saponin memiliki aktivitas hipoglimik atau
penurunan kadar glukosa darah yang dapat mencegah timbulnya penyakit diabetes
mellitus. (http://www.pdpersi.co.id)
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian atau penjelasan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah anting-anting memiliki senyawa flavonoid yang dapat
menurunkan kadar glukosa pada darah mencit ?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui
apakah anting-anting mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar
glukosa dalam darah mencit
D.
Manfaat
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.
Untuk
pelajar :
Sebagai media untuk
pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan para pelajar.
2.
Untuk
masyarakat :
Menginformasikan
kepada masyarakat bahwa tumbuhan anting-anting mengandung senyawa flavonoid
yang dapat menurunkan kadar glukosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat
herba diabetes.
3.
Bagi
sekolah :
Sebagai media
untuk penelitian bagi siswa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Anting-anting
(Acalypha indica Linn)
Anting-anting
(Acalypha indica Linn) merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh
liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim,
tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus.
Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat
telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergigi, panjang
2,5 sampai 8 cm, lebar 1,5 sampai 3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk,
berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian
berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Daun, batang, dan akar
mengandung saponin dan tanin. ( https://www.google.com )
B.
Mencit
(Mus musculus)
Mencit
(Mus musculus) termasuk dalam genus Mus, family muridae. Berbeda dengan
hewan-hewan lainnya, mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Pada umur empat
minggu berat badannya mencapai 18-20 gram. Jantung terdiri dari empat ruang
dengan dinding atrium yang tipis dan
dinding venttrikel yang lebih tebal. Hewan ini memiliki karakter lebih aktif
pada malam hari daripada siang hari diantara spesies-spesies hewan lainnya,
mencitlah yang paling banyak di gunakan untuk tujuan penelitian medis karena
murah dan mudah berkembang biak. Mencit dipilih sebagai subyek eksperimental
sebagai bentuk relevansinya pada manusia. Walaupun mencit mempunyai struktur
fisik dan anatomi yang jelas berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan
mamalia yang memiliki beberapa ciri fisiologi dan biokimia yang hampir
menyerupai manusia terutama dalam aspek metabolisme glukosa melalui perantaraan
hormon insulin. Mencit adalah
binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di
seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Sebagian besar mencit diperoleh
dari peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam penelitian biomedis,
pengujian, dan pendidikan. Bahkan, tujuh puluh persen dari semua hewan yang digunakan
dalam kegiatan biomedis adalah mencit. Dalam ilmu genetika, mencit adalah
mamalia yang dicirikan paling lengkap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit)
C.
Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang
terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang
berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum
dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos
, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya
terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian
tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid
sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid tersimpan di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar
vakuola. Antosianin dan flavonoid innya
menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada kemungkinan untuk
menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang berkerabat
dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang dikandungnya. Flavonoid yang terdapat di spesies
yang berkerabat dalam satu genus memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk
megelompokkan dan menentukan garis evolusi tumbuhan itu. Flavonoid adalah senyawa yang
berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. ( https://www.google.com
)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Biologi dan Perpustakaan
SMA N 1 Sukorejo serta rumah penulis di Desa Krikil, Kecamatan Pageruyung sejak
13 Oktober 2014 sampai dengan 1 November 2014.
B.
Jenis dan Variable Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif yang
memiliki beberapa variable diantaranya:
1.
Variable bebas: air rebusan herba anting-anting yang di berikan kepada
mencit.
2.
Variable kontrol : mencit (Mus musculus) tanpa perlakuan dan yang
diberi air rebusan herba anting-anting.
3.
Variabel terikat: penurunan kadar glukosa pada darah mencit.
C.
Hipotesis
Tumbuhan anting-anting mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar
glukosa dalam darah mencit.
D.
Teknik Pengumpulan Data
a.
Studi Literatur
Metode pencarian data dengan studi literatur dilakukan oleh penulis
dengan cara mencari data-data dari berbagai sumber, seperti membaca buku-buku
yang ada di perpustakaan SMA N 1 Sukorejo dan mencari data-data di internet
yang berkaitan dengan tema penelitian. Studi literatur dimaksudkan agar hasil
penelitian benar-benar sesuai dengan teori yang sudah ada dan mendapatkan hasil
penelitian yang optimal serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b.
Percobaan Test Flavoloid
a)
Alat dan Bahan
(a)
Air rebusan herba anting-anting dengan konsentrasi 10% (10 gram bahan
dilarutkan dalam 100 ml air).
(b)
Mencit 6 ekor umur 2-3 bulan dengan berat 28-36 gram
(c)
Kandang mencit beserta perlengkapanya.
(d)
Gluko tes
(e)
Sukrosa
b)
Prosedur Percobaan
Dalam metode ini di lakukan 2
perlakuan yaitu:
(a) A: mencit tanpa perlakuan.
(b) B: mencit diberi rebusan herba anting-anting.
Setelah alat dan bahan telah disiapkan maka yang harus dilakukan adalah
memberi sukrosa pada mencit, setelah diberi sukrosa kadar glukosa pada darah
mencit diukur menggunakan gluko tes ( kadar glukosa naik ). Kemudian saat
glukosa naik, mencit diberi air rebusan anting-anting dan 3 hari kemudian kadar
glukosa dalam darahnya di ukur menggunakan stik kadar glukosa (gluko tes).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yaitu kadar glukosa pada darah mencit dengan
perlakuan yang berbeda dapat diketahui bahwa kadar glukosa dalam darah kelompok
A ( tanpa perlakuan ) selama 13 hari berada pada kisaran + 75 mg/dl.
Berikutnya setelah diberi sukrosa kadar glukosa dalam darah kelompok B naik
sebesar 203 % dari 70,2 mg/dl menjadi 165,2 mg/dl. Kondisi hiperglikemia ini
disebabkan oleh pemberian sukrosa dengan dosis yang relatif tinggi. Sukrosa
dalam sel epitel usus halus akan di hidrolisis oleh enzim sucrose yang
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada usus halus terjadi penyerapan glukosa
dan masuk ke peredaran darah sehingga kadar glukosa darah meningkat.
Kemudian setelah kadar gula darah mencit naik, dilakukan 3 kali
pengujian pengaruh berbagai perlakuan selama 9 hari. Pada hari ke-13 pengujian,
kadar glukosa darah kelompok B turun sebesar 52,8% dari 195,8 mg/dl menjadi
92,4 mg/dl.
B.
Pembahasan
Mencit pada kelompok A kadar glukosanya relatif stabil pada kisaran +
75 mg/dl karena mencit pada kelompok A tidak diberi perlakuan, sedangkan mencit
pada kelompok B kadar glukosa dalam darahnya naik cukup tinggi dari 70,2 mg/dl
menjadi 165,2 mg/dl karena mencit pada kelompok B diberi sukrosa yang dapat menaikkan kadar glukosa dalam darah.
Dan setelah diberi sukrosa mencit pada kelompok B diberi air rebusan
anting-anting, kemudian dilakukan
pengujian kadar glukosa dalam darah, dan ternyata kadar glukosa dalam darah
mencit pada kelompok B turun sangat signifikan dari 195,8 mg/dl menjadi 92,4
mg/dl.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kadar glukosa dalam
darah mencit pada kelompok B turun setelah diberi rebusan anting-anting, ini
membuktikan bahwa pada daun anting-anting terdapat suatu senyawa yang dapat
menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit.
Adapun kelebihan dari penelitian
ini adalah :
1.
Rebusan daun anting-anting tidak memiliki efek samping jika digunakan
pada dosis normal. Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun atas bahan-bahan
organik yang komplek.
2.
Harganya relatif murah dan dapat ditanam sendiri.
3.
Mengoptimalkan gulma yang biasanya kurang dimanfaatkan secara optimal.
4.
Aplikasinya lebih sederhana, rekomendasi terapi dapat diberikan oleh
dokter yang juga herbalis, tetapi perawatanya bisa di lakukan di rumah oleh
anggota keluarga.
5.
Mendorong pola hidup sehat penderita diabetes tetap dapat meminum
obat-obatan dari dokter selain mengkonsumsi obat herbal. Kombinasi obat dan
herbal ini di maksudkan agar tubuh mulai beradaptasi, sampai kemudian
obat-obatan dokter mulai di kurangi dosisnya, dan penderita tidak lagi
bergantung pada obat-obatan dokter.
Adapun keterbatasan atau
kekurangan dalam penelitan ini adalah:
1.
Keterbatasan biaya untuk melakukan penelitian.
2.
Penelitian ini sangat bergantung pada kondisi awal dari mencit.
3.
Hasil penelitian sangat tergantng pada variasi biologi obyek penelitian
yang meliputi umur, pola hidup, dosis kandungan, berat, dan lain sebagainya.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan
bahwa tumbuhan anting-anting (Acalypha indica Linn) mengandung senyawa flavonoid. Karena
flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan pada percobaan
tersebut rebusan herba anting-anting dapat menurunkan kadar glukosa pada mencit
(Mus musculus) yang telah di beri sukrosa, dan penurunan kadar glukosa
dalam darahnya cukup signifikan.
B.
Saran
Berdsarkan penelitian tersebut maka kami dapat memberi saran, yaitu:
a)
Perlu dilakukan penelitian lanjatun supaya dapat di kembangkan lebih
baik dan dapat di produksi secara masal.
b)
Perlu di lakukan penelitian lanjutan untuk menentukan dosis yang sesuai
dengan keadaan atau kondisi penderita.
c)
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan obyek manusia atau dengan
menentukan perbandingan dosis obat herbal antara mencit dengan manusia.
d)
Penulis mengharapkan supaya masyarakat dapat lebih memanfaatkan secara
optimal potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes pada
khususnya dan penyakit-penyakit lain pada umumnya
.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S. 2007. Tanaman Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes
Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya.
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=618. RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia [ diakses 6 November 2014. 10:39 ]
https://www.google.com. Tanaman Anting-anting. [ diakses 6 November 2014
11:46 ]
Muhlisah, F. 2001. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: PT. Penebar
Swadaya.
Ningrun, E, K., M, Murti, 2012. Dahsyatnya Hasiat Herbal Untuk Hidup
Sehat. Jakarta: Dunia Sehat.
Sugeng, H, R. 2001. Tanaman Apotik Hidup. Semarang: Aneka Ilmu
Utami, Prapti. 2009. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Melitus.
Jakarta: Agro Media Pustaka
BIODATA PENULIS
Ketua Tim
Nama Lengkap :
Heru Setiawan
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir :
Kendal, 19 November 1999
Alamat : Rt 02, Rw 04 Pejaten Desa Krikil
Kec. Pageruyung Kab. Kendal
NISN : 9990391216
Email : hsetiawan.heru3542@gmail.com
Sekolah : SMA N 1 Sukorejo
Karya Ilmiah Yang Pernah Di Buat:
1.
Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Jambu Busuk.
2.
Alat Pemotong Bahan Industri
Rumahan
Anggota Tim
Nama Lengkap :
Faizal Arif Wicaksono
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir : Kendal,
21 September 1999
Alamat : Rt 02, Rw 04 Pejaten Desa
Krikil Kec. Pageruyung Kab.
Kendal
NISN : 9990391215
Email : Faizal_arifwicaksono@yahoo.com
Sekolah : SMA N 1 Sukorejo
Karya Ilmiah Yang Pernah Di Buat:
Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Jambu Busuk.
No comments:
Post a Comment