Umniyah
Rihadatul A, Titin
Dwijayanti Sidha
Dhaneswara S.
Pemenang Lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia OPSI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Bidang penelitian Humaniora SMA Negeri 1 SukorejoPenelilian: ALAT PENCACAH LIMBAH PERTANIAN
|
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah
tropik yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik
dan kutub. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati, menjadikan Indonesia
sebagai salah satu dari tiga negara dengan tingkat keanekaragaman tertinggi
yaitu Brazil dan Zaire. Tingginya biodiversitas ini, dapat kita lihat dengan
beranekaragamnya flora yang tumbuh di Indonesia, mulai dari flora konvensional
hingga flora dalam bidang pertanian. Hal ini merupakan faktor penunjuk
tingginya Sumber Daya Alam yang ada. Disamping Sumber Daya Alamnya yang tinggi,
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia yang tinggi pula. Sehingga memunculkan
berbagai kalangan, mulai dari kalangan atas, menengah (petani) hingga kalangan
pelajar.
Pulau Jawa adalah salah satu contoh tingginya
keanekaragaman hayati di Indonesia. Berbagai jenis flora dan fauna dengan
berbagai karakteristik tumbuh disini. Dengan kondisi alamnya yang subur
menjadikan Jawa cocok dalam perkembangbiakan berbagai fauna serta flora,
khususnya dalam sektor pertanian.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, Kendal merupakan
suatu daerah yang komoditas hasil pertaniannya beraneka ragam, meliputi padi,
jambu, tembakau, kacang tanah, jagung dan berbagai jenis tanaman palawija
lainnya. Hal ini terlihat saat musim panen tiba, jumlah produksi tanaman
pertanian di Kabupaten Kendal sangat melimpah.
Melimpahnya hasil panen wilayah Kendal sendiri akan
berdampak langsung pada penumpukan berbagai macam limbah pertanian. Misalnya di
Gebangan Sukorejo Kendal, hasil panen jagung mencapai 3 ton/hari. Selama ini
masyarakat hanya memanfaatkan jagungnya saja, bagian bonggol dan serabutnya
belum dimanfaatkan sehingga mengakibatkan penumpukan limbah.
|
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.
Apakah Alat pencacah limbah pertanian
sederhana dapat digunakan sebagai sarana pendidikan?
2.
Apakah alat pencacah limbah pertanian
sederhana dapat digunakan diberbagai kalangan masyarakat?
3.
Bagaimana cara alat pencacah limbah
pertanian sederhana digunakan?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui bahwa alat pencacah limbah
pertanian sederhana dapat digunakan sebagai sarana pendidikan.
2.
Mengetahui alat pencacah limbah
pertanian sederhana dapat digunakan diberbagai kalangan masyarakat.
3.
Mengetahui cara penggunaan alat pencacah
limbah pertanian sederhana.
D.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh manfaat
sebagai berikut :
1.
Bidang Pendidikan
Dengan
adanya alat pencacah ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di kalangan
pelajar karena alatnya yang sederhana, sehingga mudah dibuat dan dipahami.
2.
Bidang Sosial
Alat
pencacah ini secara tidak langsung mampu memberikan lapangan pekerjaan baru dan
meningkatkan kesejahteraan petani.
3.
Bidang Lingkungan
Dengan
adanya alat pencacah ini, limbah pertanian yang menumpuk ataupun dibuang
percuma tidak akan mencemarkan lingkungan, sehingga dapat mengajarkan kepada
generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan.
|
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Limbah
Pertanian
Limbah Pertanian diartikan sebagai
bahan yang dibuang di sektor pertanian, misalnya sabut
dan tempurung kelapa, jerami dan dedak padi, kulit, tulang pada ternak potong
serta jeroan & darah pada ikan. Secara garis besar limbah pertanian itu
dibagi ke dalam limbah pra dan Saat panen serta limbah pasca panen. Limbah
pasca panen juga bisa terbagi dalam kelompok limbah sebelum diolah dan limbah
setelah diolah atau limbah industri pertanian.
Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi-materi biologi yang terkumpul
sebelum atau sementara hasil utamanya diambil. Sebagai contoh daun, ranting,
atau daun yang gugur sengaja atau tidak biasanya dikumpulkan sebagai sampah dan
ditangani umumnya hanya dibakar saja.
Limbah pasca panen-pra olah
juga cukup banyak seperti tempurung, sabut dan air buah pada kelapa, afkiran
buah atau sayuran dan hasil lainnya yang rusak atau tidak memenuhi ketentuan
kualitas, kulit, darah, jeroan, pada ternak potongan. Demikian pula kepala ikan
dan jeroan, kulit kerang/tiram, udang dan ikan, dan banyak lagi macam dan
jenisnya yang lain termasuk sampah-sampah basah baik dari rumah tangga maupun pabrik
bekas-bekas pembungkus seperti daun pisang.
Limbah industri pertanian adalah buangan dari pabrik/industri pengolahan hasil
pertanian. Seperti industri-industri lainnya justru limbah ini yang banyak menimbulkan
polusi lingkungan kalau tidak ditangani secara baik. Jenis industri ini juga
cukup banyak. Untuk memudahkan penanganannya limbah industri pertanian ini bisa
dikelompokkan berdasarkan komponen bahan bakunya, apakah limbah karbohidrat,
protein atau lemak demikian juga bisa dikelompokkan berdasarkan fasanya yang
terbesar apakah cairan atau padatan. Untuk penanganannya, limbah cair biasanya
dikelompokkan lagi berdasarkan BOD (Biological Oxygen Demand)-nya.
Limbah pertanian terbagi
atas empat kelompok yaitu :
(1) Limbah pertanian pra panen contoh daun, ranting atau buah
yang gugur secara
sengaja atau tidak.
(2) Limbah pertanian panen contoh batang atau jerami
saat panen padi.
(3) Limbah pertanian pasca panen contoh kulit
atau jeroan pada ternak potong.
(4) Limbah industri pertanian contoh molases pada
pabrik gula tebu.
Berdasarkan jenis 2 wujud
limbah pertanian diklasifikasikan atas tiga jenis yaitu limbah padat, limbah
cair dan limbah gas. Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh
satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada di industri
pertanian. Dari ke-tiga jenis limbah di atas, limbah cair yang umum
diperhatikan oleh para ahli penanganan limbah, karena limbah cair industri
pertanian jumlahnya banyak dan dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
B. Jenis dan wujud limbah pertanian
Berdasarkan jenis dan wujud limbah pertanian terutama limbah industri
pertanian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
(a). Limbah padat
(b). Limbah cair
(c). Limbah gas.
a. Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen, limbah pasca
panen dan limbah industri pertanian yang wujudnya padat dikelompokkan pada
limbah padat, contoh : Daun-daun kering, jerami, sabut dan tempurung kelapa,
kulit dan tulang dari ternak potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan dan
lain sebagainya. Limbah-limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja
tanpa penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak higienis
karena menarik serangga (lalat,kecoa) dan tikus yang seringkali merupakan
pembawa berbagai jenis kuman penyakit. Limbah padat dapat diolah menjadi pupuk
dan makanan ternak.
b. Limbah cair
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk :
1). membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
2). menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan protein) karena
itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau) dan polusi
air. Pengelolaan limbah cair yang umum
dilakukan adalah perlakuan primer, sekunder dan tersier (penjelasannya pada
pokok bahasan mengelola limbah secara fisik).
c. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat pengolahan
hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa uap air pada proses
pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan proses pengeringannya. Limbah
gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya harus disalurkan lewat cerobong.
(heyriedow, pengertian limbah
pertanian)
C.
Bonggol Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah
satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan
tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. (http://ayinosa31.wordpress.com/).
Sedangkan
kandungan gizi bonggol jagung adalah bahan kering (76,608%), protein kasar
(5,616%), lemak kasar (1,576%), serat kasar (25,547%), total digestible
nutrient/total nutrisi tercerna (53,075).
(Diyono Rohmat, Teknologi Pakan dalam Budidaya Sapi).
|
METODE
PENELITIAN
A.
Waktu
Penelitian
Adapun
pelaksanaan penelitian yang kami lakukan selama 62 hari, mulai dari tanggal 2 Juli 2012
sampai tanggal 3 September 2012. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
yang dibutuhkan sebagai bahan penelitian yang dilaksanakan penulis.
B.
Tempat
Penelitian
Tempat
penelitian berada di lingkungan Eks. Kawedanan Selokaton, meliputi Kecamatan
Sukorejo dan Kecamatan Patean. Tempat ini dipilih karena dekat dengan tempat
tinggal penulis sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara optimal.
C.
Metode
Pengumpulan Data
Dalam mencari
dan mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan beberapa metode
penelitian, yaitu:
a. Study
Literature
Dalam metode ini penulis mencari
sumber literatur melalui buku, internet, maupun majalah yang berhubungan dengan
alat pencacah limbah pertanian, sehingga mendapatkan data – data mengenai
kegunaan, kelebihan, dan kekurangan alat pencacah limbah.
b.
Wawancara (interview)
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara
untuk memperoleh data dari narasumber yang berkaitan dengan alat pencacah
limbah, sehingga dapat diperoleh data yang valid dan rasional untuk mendukung
penelitian ini.
Adapun narasumber yang penulis wawancara adalah sebagai
berikut:
1. Ibu
Liswati sebagai buruh jasa penyelipan.
2. Ana
sebagai pelajar kelas XI IPA.
3. Bapak
Ngadi sebagai petani jagung.
c.
Observasi (observation)
Pada kegiatan observasi, penulis mengamati
berbagai alat pencacah limbah pertanian, berbagai penumpukan limbah, dan
macam-macam pakan ternak. Observasi ini dilakukan di Eks. Kawedanan Selokaton.
d.
Percobaan (Experiment)
Setelah melakukan study literatur, wawancara, dan observasi,
penulis melakukan percobaan, yaitu membuat pemanfaatan pencacah limbah pertanian sederhana sebagai
media pendidikan.
Adapun pembuatan yang
dilakukan oleh penulis meliputi berbagai tahap seperti:
1.
Pembuatan alat pencacah
Adapun alat dan bahan yang diperlukan
dalam membuat alat pencacah limbah pertanian adalah sebagai berikut :
1)
Alat yang digunakan meliputi : palu,
gergaji, tang , kuas, kunci pas, pisau pemotong dari bahan baja, dinamo, dan
las
2)
Bahan yang digunakan meliputi : kayu,
papan, plat baja, baut, dan cat
2.
Cara
Pembuatan Alat
Adapun cara pembuatan alat
pencacah limbah pertanian sebagai berikut :
1).
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2).
Potong besi sesuai dengan keperluan
menggunakan gergaji.
3).
Sambungkan plat besi hingga membentuk persegi panjang yang teratur sebagai
landasan badan mesin.
4). Masukkan dinamo ke dalam tempat yang telah
disediakan di samping badan mesin.
5). Membuat lingkaran tempat pisau baja dari plat
besi, kemudian sambungkan pisau baja tersebut dengan mengelasnya.
6). Membuat tempat pengaman pisau dari plat besi
yang berbentuk setengah lingkaran.
7).
Setelah semuanya terpasang dengan sempurna, kaitkan mesin tersebut dengan kaki
penyangga dari kayu yang tingginya .
3. Karakteristik
alat pencacah limbah organik
Alat yang dapat digunakan sebagai
pencacah limbah pertanian ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1) Panjang
keseluruhan : 60 cm
2)
Panjang
pangkal : 32 cm
3)
Panjang
mesin dinamo : 28 cm
4)
Diameter
penutup : 13 cm
5)
Lebar
pangkal : 20 cm
6)
Diameter
plat baja : 8 cm
7)
|
8)
Tinggi
Kayu penyangga kaki : 50 cm
4.
Cara
Kerja alat pencacah limbah organik
Adapun cara
kerja alat pencacah ini sebagai berikut :
1). Kumpulkan
limbah pertanian contohnya : bonggol
jagung.
2).
Hidupkan mesin alat pencacah.
3). Masukkan limbah pertanian ke dalam
lubang alat pencacah.
|
5. Melakukan
Percobaan
Percobaan yang dilakukan penulis
mengenai alat pencacah limbah pertanian ini adalah dengan memperkenalkan alat
pencacah kepada para pelajar pada waktu pelajaran fisika untuk mengembangkan
daya kreatifitas siswa serta mampu menjadikan siswa peka terhadap lingkungan
sekitar.
Dari
proses pencacahan limbah pertanian (bonggol jagung), penulis juga membuat pakan
ayam dari bonggol jagung untuk mengurangi pembuangan bonggol jagung secara
cuma-cuma.
|
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
1.
Alat pencacah limbah pertanian sederhana
Adapun hasil percobaan pada penelitian yang telah dilakukan penulis
menghasilkan alat pencacah limbah pertanian sederhana.
a.
Alat dan Bahan
1.
Alat yang digunakan meliputi : palu,
gergaji, tang , kuas, kunci pas, pisau pemotong dari bahan baja, dinamo, dan
las.
2.
Bahan yang digunakan meliputi : kayu,
papan, plat baja, baut, dan cat.
b. Karakteristik alat pencacah limbah pertanian
1. Panjang keseluruhan : 60 cm
2.
Panjang
pangkal : 32 cm
3.
Panjang
mesin dinamo : 28 cm
4.
Diameter
penutup : 13 cm
5.
Lebar
pangkal : 20 cm
6.
Diameter
plat baja : 8 cm
7.
Panjang
pisau pemotong baja : 6,5 cm
8.
Tinggi
Kayu penyangga kaki : 50 cm
c. Cara pembuatan alat
1). Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2). Potong besi sesuai dengan keperluan
menggunakan gergaji.
3).
Sambungkan plat besi hingga membentuk persegi panjang yang teratur sebagai
landasan badan mesin.
4). Masukkan dinamo ke dalam tempat yang telah
disediakan di samping badan mesin.
5). Membuat lingkaran tempat pisau baja dari plat
besi, kemudian sambungkan pisau baja tersebut dengan mengelasnya.
6). Membuat tempat pengaman pisau dari plat besi
yang berbentuk setengah lingkaran.
7). Setelah semuanya terpasang dengan sempurna,
kaitkan mesin tersebut dengan kaki penyangga dari kayu yang tingginya .
2. Perbandingan
fungsi alat
Ditumbuk Manual
|
Menggunakan Pencacah
|
Hasil berbentuk irisan dan
cacahan tidak seragam.
|
Hasil berbentuk irisan, dan cacahan kecil- kecil seragam.
|
Hanya dapat mencacah beras,
bumbu-bumbu dapur dan bonggol jagung kering.
|
Dapat mencacah berbagai jenis
umbi (singkong, ketela, suweg, dll),
berbagai jenis bonggol (pisang, jagung, dll) dan daun-daunan basah dan kering.
|
Proses sulit.
|
Proses mudah.
|
Memerlukan waktu lama.
|
Tidak memerlukan waktu lama.
|
3. Sarana
pendidikan
a. Fisika
Piringan
dalam alat pencacah limbah pertanian memiliki kesamaan sistem pada katrol atau
berhubungan dengan sistem roda sehingga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran tentang sistem gerak melingkar.
b. Teknologi
Alat pencacah limbah pertanian memberikan
contoh kepada pelajar untuk dapat menginovasi berbagai alat yang sudah ada.
c. Peternakan
Alat pencacah limbah pertanian ini
dapat mempermudah pencacahan bonggol jagung
yang akan diolah menjadi tepung. Tepung bonggol jagung ini dapat memberikan asupan karbohidrat yang cukup
untuk hewan ternak.
d. Pertanian
Alat
pencacah limbah pertanian tidak hanya mencacah bonggol jagung, namun dapat mencacah limbah organik sehingga
dari olahan cacahan limbah organik dapat
mempercepat reaksi atau pembuatan pupuk kompos.
B. Pembahasan
1. Alat
Pencacah
a.
Alat pencacah limbah pertanian sederhana ini dibuat untuk memberikan suatu
inovasi dalam alat selip yang selama ini hanya memiliki satu kegunaan sedangkan
alat pencacah ini merupakan alat multifungsi. Misalnya dapat mencacah bonggol,
umbi-umbian, dan daun-daunan.
b.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat pencacah ini adalah besi. Besi
dipilih karena punya tekstur yang ideal sebagai alat pencacah karena mudah
dibentuk dan mudah untuk mendapatkannya.
c.
Bahan penyangga yang digunakan dalam penyangga alat yaitu kayu karena lebih
murah. Jika penyangganya terbuat dari besi atau sejenisnya, akan menjadi lebih mahal kalau
didistribusikan kepada masyarakat.
d.
Ukuran dari alat pencacah ini dibuat dengan ideal untuk memberikan kenyamanan
kepada pengguna alat. Cocok untuk orang dewasa karena ketika menggunakan alat
tidak terlalu membungkuk dan tidak berbahaya untuk balita karena ukuran alatnya
dibuat lebih tinggi dari tinggi balita pada umumnya.
e. Model pisau dari putaran alat pencacah dibuat
dengan kemiringan antara agar dapat
menghasilkan cacahan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
f.
Pisau piringan alat pencacah ini terbuat dari baja untuk mempermudah proses
pencacahan karena lebih kuat.
2.
Hasil Percobaan Alat
a.
Alat
pencacah limbah pertanian sederhana lebih unggul dari alat pencacah pada
umumnya karena dapat menghasilkan dalam berbagai cacahan, potongan kasar, dan
irisan-irisan kecil.
b.
Alat
pencacah ini dapat digunakan untuk mencacah berbagai bonggol (jagung, pisang),
berbagai umbi (singkong, ketela, suweg) dan daun-daunan. Sehingga lebih dapat
membantu kalangan masyarakat khususnya petani dan pelajar ketika akan mencacah
atau mengkaji lebih dalam tentang teknologi alat selip. Hasil cacahan bonggol
jagung yang penulis ciptakan bisa dibuat tepung dengan menggunakan alat bantu
pembuat tepung. Adapun tepung yang dapat dibuat adalah tepung bonggol jagung.
Tepung bonggol jagung ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti itik
dan dapat digunakan untuk bahan pelet atau pakan khususnya ikan lele.
3.
Sarana Pendidikan
a.
Fisika
Piringan
dalam alat pencacah limbah pertanian memiliki kesamaan sistem pada katrol atau
berhubungan dengan sistem roda sehingga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran tentang sistem gerak melingkar atau sebagai media praktik dalam
teori dinamika gerak melingkar, karena dalam mengajar khususnya materi fisika
lebih sulit bila tidak ada alat peraganya. Dengan alat peraga yang penulis
ciptakan ini siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang diajarkan
karena siswa langsung praktik dan melihat langsung bagaimana sistim kerja gerak
melingkar sehingga mengajar dengan menggunakan alat peraga yang penulis
ciptakan ini akan lebih efektif dan lebih bisa dipahami siswa.
b.
Teknologi
Dengan adanya alat pencacah limbah
pertanian, siswa dapat termotivasi untuk menumbuh kembangkan jiwa berinovasi
menemukan alat-alat baru yang belum pernah ada atau mengunovasi alat yang sudah
ada menjadi alat yang lebih multi guna. Sehingga kedepannya dapat menciptakan
peningkatan kesejahteraan manusia menjadi lebih baik dengan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Peternakan
Alat yang memiliki fungsi sebagai
pencacah ini dapat mempermudah proses pencacahan
berbagai jenis umbi dan bonggol yang nantinya akan dibuat tepung. Sebagai contoh dalam pencacahan
bonggol jagung. Dengan tercacahnya bonggol jagung
menjadi cacahan yang lebih kecil, akan mempermudah proses pengeringan dan penepungan. Hasil tepung dari bonggol
jagung sendiri, nantinya sangat bermanfaat
dalam bidang peternakan, karena tepung bonggol jagung mengandung karbohidrat dan serat yang tinggi,
sehingga cukup untuk memenuhi asupan karbohidrat
dan serat untuk hewan-hewan ternak. Dengan terpenuhinya asupan karbohidrat dan serat pada hewan ternak, akan menghasilkan
hewan ternak dengan kualitas lebih baik.
d. Pertanian
Tidak hanya memiliki fungsi sebagai
pencacah umbi-umbian serta berbagai jenis
bonggol, alat ini juga berfungsi dalam pencacahan berbagai materi organik seperti daun-daunan. Dengan hasil
cacahan yang lebih kecil, akan mempermudah pembusukan
daun oleh bakteri, sehingga dapat mempercepat pembuatan kompos yang nantinya dapat berguna untuk
pemupukan berbagai tanaman pertanian.
BAB
V
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Alat pencacah limbah pertanian sederhana
merupakan alat yang dibuat untuk mengajarkan kepada para siswa agar lebih
kreatif dalam hal pembuatan alat dan sebagai sarana pendidikan untuk para
generasi muda.
2.
Dengan adanya alat pencacah limbah pertanian
ini, masyarakat mampu menangani masalah limbah pertanian dengan menggunakan
alat tersebut karena alatnya yang mudah dijangkau dalam hal biaya dan mudah
dibuat.
3.
Alat pencacah limbah pertanian sederhana
ini mudah digunakan, hanya dengan memasukkan limbah pertanian ke dalam lubang
alat yang sudah disediakan. Karena cara penggunaannya yang mudah, dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran siswa untuk lebih memahami rangkaian dari alat
tersebut.
B.
Saran
1.
Alat pencacah limbah pertanian sederhana
perlu dikembangkan menjadi alat yang bisa dipromosikan kepada masyarakat, oleh
karena itu perlu adanya partisipasi dari pemerintah melalui instansi terkait
untuk mengembangkan dan mendukung alat ini menjadi alat yang lebih baik.
2.
Penelitian yang penulis lakukan masih
sederhana dan perlu dilakukan adanya penelitian lebih lanjut agar hasil dari
penelitian mengenai alat pencacah limbah pertanian ini dapat berkembang.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Endarto, Danang dkk.2007.Geografi : untuk SMA/MA Kelas X.Surakarta
: Grahardi
Tim Redaksi George Philips.1998.Philip’s sciene and Technology Encyclopedia.
London : George Philip
Wahyudi, Nur dan Tri Haryanto.2006.Geografi.Klaten : Cempaka Putih
http://heyriedow.blogspot.com/2011/09/v-pengertian-limbah-pertanian.html
(diakses tanggal 23 Juli 2012)
http://www.wikipedia.com/Bonggol
Jagung.html (diakses tanggal 23 Juli 2012)
CURICULUM VITAE
Nama
: Umniyah
Rihadatul Aisy
NISN
/ NIS : 9970636824
/ 5392
Tempat
Tanggal Lahir : Kendal, 3 Februari 1997
Alamat
Rumah : Tlangu RT 5/RW 5
Sukorejo Kendal
Nama
: Titin
Dwijayanti
NISN
/ NIS : 9956514918
/ 5528
Tempat
Tanggal Lahir : Kendal, 16 Desember 1995
Alamat
Rumah : Tlangu RT 5/RW 5 Sukorejo
Kendal
Nama : Sidha
Dhaneswara Shanti
NISN
/ NIS : 9964647488/
5389
Tempat
Tanggal Lahir : Bogor, 18 April 1996
Alamat Rumah : Patean RT 4/RW 3 Curugsewu Kenda